Senin, 08 April 2013

TEORI-TEORI dan MODEL-MODEL PERTUMBUHAN



A.      Teori Klasik
Dasar pemikiran dari teori klasik adalah pembangunan ekonomi dilandasi oleh system liberal,yang mana pertumbuhan ekonomi dipacu oleh semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Jika keuntungan meningkatkan , tabungan akan meningkat,dan investasi juga akan bertambah. Hal ini akan meningkatkan stok modal modal yang ada. Skala produksi meningkat dan meningkatkkan permintaan terhadap tenaga kerja sehingga tingkat upah juga meningkat.
Menurut pemikiran klasik,pada kondisi seperti ini perekonomian mengalami tingkat kejenuhan atau keadaan stasioner. Beberapa teori klasik tersebut antara lain sebagai berikut:
1.       Teori Pertumbuhan Adam Smith
Di dalam teori ini,ada tiga faktor penentu proses produksi /pertumbuhan yaitu SDA,SDM,dan barang modal.
2.       Teori Pertumbuhan David Ricardo
Menurut teori ini,pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah,di atas atau di bawah tingkat upah alamiah (atau minimal).
Adanya perubahan teknologi yang selalu terjadi,yang membuat meningkatnya produktivitas tenaga kerja dan memperlambat proses dimishing return kemerosotan tingkat upah dan keuntungan kearah tingkat minimumnya. Dan juga melihat pertanian sebagai sektor utama sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
3.       Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus
Menurut teori ini ,ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara,yaitu jika PNB potensialnya meningkat. Memiliki sektor yang dominan adalah pertanian dan industri dan juga memiiki dua kelompok faktor sangat menentukan pertumbuhan,yaitu faktor-faktor ekonomi seperti tanah,tenaga kerja,modal,dan organisasi;dan faktor-faktor non ekonomi seperti keamanan atas kekayaan,konstitusi dan hokum yang pasti,etos kerja dan disiplin pekerja yang tinggi. Di antara faktor-faktor ekonomi tersebut,yang paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal. Tanpa penambahan modal(peningkatan investasi),proses produksi akan berhenti dan berarti PNB potensial akan berkurang atau hilang. Sumber utama akumulasi modal adalah keuntungan dari pengusaha,bukan penghematan konsumsi  atau tabungan masyarakat.





4.       Teori Marx
Marx membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian yaitu;
a.       Perekonomian komunal primitive
b.      Perkonomian perbudakan
c.       Perekonomian feodal
d.      Perkonomian kapitalis
e.      Perkonomian sosialis
Jjka dirangkum teori-teori klasik ini,maka ada dua hal penting yang membedakannya dengan teori-teori lainnya yang muncul setelah itu,yaitu:
a.       Faktor-faktor produksi utama adalah tenaga kerja,tanah,dan modal.
b.      Peran teknologi dan ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas dari tenga kerja dan dari input-input produksi lainnya terhadap pertumbuhan output tidak mendapat perhatian secara ekplisit,atau dianggap kontan.

B.      Teori neo – Keynesian
Model pertumbuhan yang masuk di dalam kelompok teori neo-Keynesian adalah model dari Harrod dan Domaryang mencoba memperluas teori Keynes,mengenai keseimbangan pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangka panjang dengan melihat pengaruh dari investasi ,baik pada permintaan agregat maupun pada perluasan kapasitas produksi atau penawaran agregat ,yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Model dari Domar ebih memfokuskan pada laju pertumbuhan investasi (∆I/I).  Di dalam modelnya investasi (I)ditetapkan harus tumbuh dalam suatu persentase yang konstan sejak s (marginal propensity to save), yaitu rasio dari pertumbuhan tabungan domestik (S) terhadap peningkatan PDB (Y) ,dan ICOR (incremental capital output ratio),yaitu rasio tambahan stok capital terhadap tambahan output ((∆K/∆Y) = k),kedua-duanya konstanta. Jadi,formulasinya adalah sebagai berikut :
                (∆I/I)=                                                                     (3.1)
        Sedangkan penekanan dari model Harrod lebih pada pertumbuhan Y  jangka panjang. Di dalam modelnya,laju pertumbuhan keseimbangan (disebut:warranted growth) yang membuat besarnya S yang direncanakan ditetapkan selalu sama dengan besarnya I yang direncanakan. Asumsi –asumsinya adalah sebagai berikut.
·         Hasrat menabung adalah bagian proporsional dari pendapatan nasional
s=S/Y                                                                                      (3.2)
·         Tambahkan kapital untuk suatu periode tertentu besarnya sama dengan investasi yang ada:
∆K=I
·         Seluruh tabungan tersalur dalam investasi netto :
S=I=∆K                                                                                  (3.3)
      Sehingga:
                                s=S/Y=I/Y                                                                              (3.6)

·         Maka,pertumbuhan dirumuskan sebagai berikut :
g=∆Y/Y=(∆Y/I)/(Y/I)=(I/Y)/(I/∆Y)=(S/Y)/(∆K/∆Y=s/k              (3.7)
                Persamaan (3.7)merupakan persamaan dasar dalam model Harrod. Rumus dasar ini mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam satu kurun waktu akan tergantung pada tabungan (s) dan efisiensi kapital (k). Dengan demikian,jika laju pertumbuhan ekonomi ingin ditingkatkan,maka bisa dengan dua cara,yaitu meningkatkan tabungan (memperbesar s) dan meningkatkan efisiensi/produktivitas kapital (memperkecil k).
C.      Teori Neo-Klasik
Pemikiran dari teori neo–kasik didasarkan pada kritik atas kelemahan –kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan /asumsi dari teori klasik. Beberapa model neo-klasik antara lain sebagai berikut:
1)      Model Pertumbuhan A. Lewis
Model ini dikenal dengan sebutan suplai tenaga kerja yang tidak terbatas adalah satu diantara model neo-kasik yang meneliti gejala di NB. Dalam model ini,pertumbuhan ekonomi terajadi karena pertumbuhan industri dengan proses akumulasi modal yang pesat,sedangkan di pertanian pertumbuhannya relatif rendah dengan akumulasi kapital yang rendah sekali. Keunggulan komparatif di sektor industri adalah upah buruh yang murah dikarenakan suplai tenaga kerja yang berlimpah dari pertanian. Akibat terlalu banyaknya tenaga kerja dipertanian membuat rendah marginal produktivitas tenga kerja di sektor tersebut ,sehingga perpindahan tenaga kerja dari pertanian ke industri tidak sampai mangakibatkan turunnya produksi di pertanian.
2)      Model Pertumbuhan Paul A. Baran
Model ini dikenal sebagai teori pertumbuhan dan stagnasi ekonomi. Pemikirannya sering disebut sebagai tesis neo-Marxis,karena ia menolak pemikiran Marxis yang menyatakan bahwa NB akan maju seperti di Eropa karena sentuhannya dengan negara-negar maju (NM) atau negara-negara kapitas. Sedangkan Baran berpendapat bahwa akibat pengaruh dari NM,ekonomi NB akan menjadi buruk. Menurut Baran, proses kapitaisme di NB berbeda dengan yang terjadi di NM.
3)      Model Ketergantungan Neo-Kolonial
Dasar dari pemikiran model ini adalah pembangunan ekonomi di NB sangat tergantung pada NM,terutama dalam investasi langsung (PMA) dan impor barang-barang industri . Pekerja-pekerja di negara berkembang dipekerjakan sebagai buruh di perusahaan-perusahaan asing yang berlokasi di negara berkembang disektor pertanian dan pertambangan ,sementara semua kebuthaan produk-produk manufaktur ,mulai dari barang-barang konsumsi hingga peralatan dan mesin industri diimpor di negara maju. Ini membuat negara berkembang hanya bisa berspesialisasi di produk-produk primer yang nilai tambahnya rendah, sedangkan negara maju berspesialisasi dalam produksi industri yang menghasilkan nilai tambah besar.

4)      Model Pertumbuhan W.W Rostow
Menurut Rostow,pembangunan ekonomi dimanapun juga merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus,yaitu dari masyarakat terbelaka ke masyarakat maju. Dalam modelnya,proses pembangunan terdiri atas lima tahapan,yaitu:
a)      Masyarakat tradisional
b)      Prakondisi untuk lepas landas
c)       Lepas landas
d)      Menuju kedewasaan,dan
e)      Era konsumsi massa tinggi
Kriteria yang digunakan untuk membedakan tahap satu dengan tahap-tahap berikutnya adalah perubahan yang terjadi dalam kondisi ekonomi,sosial,politik,serta budaya dalam sebuah perekonomian.
5)      Model Pertumbuhan Solow
Model pertumbuhan Slow adalah penyempurnaan model pertumbuhan Harrod-Domar. Dalam model Solow,proporsi faktor produksi diasumsikan dapat berubah (jumlah kapital dan tenaga kerja atau rasio dari kedua faktor ini dalam sebuah proses produksi /produk tidak harus konstan,atau bisa saling mensubsitusi ) dan tingkat upah tenaga kerja dan suku bunga juga bisa berubah.

D.      Teori Modern
Dalam teori modern ini,faktor-faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga kerja dan modal,tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi (yang terkandung di dalam barang modal atau mesin),energy,kewirausahaan,bahan baku,dan material. Bahkan,dalam era globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini,kualitas SDM dan teknologi merupakan dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama keberhasilan suatu bangsa dan negara. Selain itu, faktor-faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersedian dan kondisi infrastruktur,hukum,serta peraturan ,stabilias poitik,kebijakan pemerintah,birokrasi,dan dasar tukar internasional.
Perbedaan yang mendasardengan kelompok teori klasik dan neo-klasik atau neo-Keynes yang mencakup tenaga kerja,kapital,dan kewirausahaan. Dalam kelompok teori modern ,kualitas tenaga kerja lebih penting dari pada kuantitasnya. Kualitas tenaga kerja tidak hanya dilihat dari tingkat pendidikan tetapi juga kondisi kesehatannya. Tingkat pendidikan biasanya diukur dengan persentase tenaga kerja yagn berpendidikan tinggi terhadap jumlah tenaga kerja,atau penduduk yang terdaftar dalam suatu tingkat pendidikan tertentu,misalnya pendidikan dasar. Sedangkan, tingkatr kesehatan umumnya diukur dengan tingkat harapan hidup. Demikian juga hanya dengan modal,kualitasnya lebih penting dari pada kuantitas. Kewirausahaan juga termasuk kemampuan seseorang untuk melakukan inovasi ,yang merupakan salah satu faktor krusial bagi pertumbuhan ekonomi.
Jadi,model-model pertumbuhan baru memasuki aspek-aspek endogenitas dan eksternalitas di dalam proses pembangunan ekonomi. Salah satu ansumsi penting dari teori modern ini adalah sifat keberadaan teknologi yang tidak lagi eksogen,tetapi merupakan salah satu faktor produksi yang dinamis. Demikian juga faktor manusia tenaga kerja di dalam fungsi faktor produksi tidak lagi merupakan suatu faktor yang eksogen,tetapi bisa ‘berkembang’mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan . Kemajuan iptek serta SDM menjadi sumber-sumber penting prtumbuhan ,yang efeknya lewat peningkatan produktivitas dari input-input yang digunakan dalam proses produksi.       
  Tambunan ,Tulus T.H.(2009a),Perekonomian Indonesia,Jakarta:Ghalia Indonesia     

2 komentar:

  1. makasih artikelnya, berguna banget buat tugas kuliah saya

    BalasHapus
  2. thanks, it's very good, semoga sehat2, untuk berkarya

    BalasHapus