Di dalam Garis Besar Haluan
Negara (GBHN),dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan
salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan
ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di Indonesia baru dimulai sejak
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun pertama (Repelita I) tahun 1969,dan
prosesnya berjalan mulus sejak itu hingga krisis ekonomi menerjang Indonesia
tahun 1997/1998;walaupun selama jangka waktu tersebut Indonesia mengalami
beberapa goncangan eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar
internasional da n aperesiasi nilai tukar Yen terhadap dolar AS selama 1980-an.
Walaupun bukan suatu indikator
yang bagus,tingkat kesejahteraan
masyarakat dilihat dari aspek ekonominya,dapat diukur dengan pendapatan
nasional (PN) per kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan
nasional,pertumbuhan ekonomi diukur dengan pertumbuhan produk domestic
bruto(PDB),dan menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam
pembangunan ekonomi. Selain pertumbuhan ,proses pembangunan ekonomi juga akan
membawa dengan sendirinya suatu perubahan mendasar dalam stuktur ekonomi. Dari
sisi perminataan agregat,perubahan atau yang dimaksud dengan ‘pendalaman
‘struktur ekonomi terjadi terutama didorong oleh peningkatan pendapatan.
Sedangkan dari sisi penawaran agregat,faktor-faktor pendorong utama adalah
perubahan/kemajuan teknologi ,peningkatan kualitas.
Ada beberapa hal tentang
pertumbuhan ekonomi,yaitu:
1) Konsep dan cara perhitungannya
Pertumbuahan ekonomi yang tinggi
dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi
kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteran. Dari sisi permintaan(konsumsi),dari sisi
penawaran,pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan
kerja(sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan penambahan
kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan
pendapatan tersebut (cateris paribus),yang selanjutnya akan menciptakan suatu
kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan.
Ada dua arti dari PN,yaitu dalam
arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit,PN adalah PN. Sedangkan dalam arti
luas,PN dapat merujuk ke PDB,atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB),atau
produk nasional netto (PNN). Sesuai metode yang standar,penghitungan PN diawali
dengan penghitungan PDB. Hubungan antara PDB dan PN dapat dijelaskan melalui
beberapa persamaan sederhana sebagai berikut:
PNB =PDB+F (3.1)
PNN =PNB-D (3.2)
PN =PNN-Ttl (3.3)
Dimana :
F = pendapatan netto atas factor luar negeri
D = penyusutan;dan
Ttl = pajak tak langsung netto
(variable-variabel lainnya telah dijelaskan di dalam teks)
Jika tiga persamaan
diatas digabungkan,akan mendapatkan persamaan berikut:
PDB = PN
+Ttl+D-F
PN = PDB+F-D-Ttl
PDB
dapat diukur dengan tiga macam pendekatan,yaitu pendekatan produksi ,pendekatan
pendapatan,dan pendekatan pengeluaran. Dua pendekatan pertama tersebut adalah
pendekatan dari sisi penawaran agregat ,sedangkan pendekatan pengeluaran adalah
perhitungan PDB dari sisi permintaa agregat. Menurut pendekatan produksi, PDB
adalah jumlah nilai output (NO)dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha.
Berdasarkan satu digit,Biro Pusat Statistika (BPS) membagi ekonomi nasional ke
dalam 9 sektor,yaitu
1.
Pertanian
2.
Pertambangan dan Penggalian
3.
Industry Manufaktur
4.
Listrik ,Gas dan Air Bersih
5.
Bangunan
6.
Perdagangan ,Hotel dan Restoran
7.
Pengakutan dan Komunikasi
8.
Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
9.
Jasa-jasa
Jadi PDB adalah jumlah NO dari kesembilan sector tersebut
adalah
PDB = ∑ NO
i = 1,2,3…….9
Sedangkan
melalui pendekatan pendapatan ,PDB adalah jumlah pendapatn yang diterima oleh
faktor-faktor produsi yang digunakan dalam proses produksi di masing-masing
sektor, seperti tenaga kerja(gaji/upah),pemilik modal(bunga/hasil
investasi),pemilik tanah(hasil jual/sewa tanah),dan pengusaha(keuntungan
bisnis/perusahaan). Semua pendapatan ini dihitung sebelum dipotong oleh pajak
penghasilan dan pajak-pajak langsung lainnya. Oleh sebab itu,dalam pendekatan
pendapatan,PDB adalah jumlah dari nilai tambahan bruto (NTB) dari kesembilan
sector tersebut adalah :
PDB = NTB1 + NTB2 + …
+ NTB9
Adapun
menurut pendekatan pengeluaran,PDB adalah jumlah dari semua komponen dari
permintaan akhir; yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta
yang tidak berorientasi profit/nirlaba (C),pembentukan modal tetap domestik
bruto,termasuk perubahan stok (I),pengeluaran konsumsi pemerintah (G),ekspor
(X),dan impor (M).
PDB =
C+I+G+X-M
2) Sumber
–Sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi
bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat atau peertumbuhan penawaran
agregat. Dari sisi permintaan agregat ,peningkatannya di dalam ekonomi bisa
terjadi karena PN,yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen),perusahaan
,dan pemerintah meningkat. Sisi permintaan agregat di dalam suatu ekonomi bisa
digambarkan dalam suatu model ekonomi makro sederhana sebagai berikut:
Y = C+I+G+X-M (3.8)
C = cY+ Ca (3.9)
I = -ir+ Ia (3.10)
G = Ga (3.11)
X =Xa (3.12)
M =mY+ (3.13)
Dari sisi penawaran
agregat,pertumbuhan output bisa disebabkan oleh peningkatan volume dari
faktor-faktor produksi yang digunakan,seperti tenaga kerja ,modal
(capital),tanah,dan energy. Jadi ,relasi antara output dengan faktor –faktor
produksi dapat ditulis dalam suatu fungsi sederhana sebagai berikut :
Q = f (X1, X2, .. Xn)
+
+ + +
Dimana: Q mewakili
volume output dan X1,
X2, .. Xn adalah volume dari faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk
menghasilkan output tersebut. Tanda –tanda positif di bawah setiap X,menandakan
hubungan antara setiap faktor produksi tersebut dengan output adalah positif:jika
jumlah X1,meningkat,output juga
meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar