Jumat, 12 April 2013

Pertumbuhan Ekonomi


Di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN),dinyatakan secara eksplisit bahwa pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di Indonesia baru dimulai sejak pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun pertama (Repelita I) tahun 1969,dan prosesnya berjalan mulus sejak itu hingga krisis ekonomi menerjang Indonesia tahun 1997/1998;walaupun selama jangka waktu tersebut Indonesia mengalami beberapa goncangan eksternal seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar internasional da n aperesiasi nilai tukar Yen terhadap dolar AS selama 1980-an.
Walaupun bukan suatu indikator yang  bagus,tingkat kesejahteraan masyarakat dilihat dari aspek ekonominya,dapat diukur dengan pendapatan nasional (PN) per kapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional,pertumbuhan ekonomi diukur dengan pertumbuhan produk domestic bruto(PDB),dan menjadi salah satu target penting yang harus dicapai dalam pembangunan ekonomi. Selain pertumbuhan ,proses pembangunan ekonomi juga akan membawa dengan sendirinya suatu perubahan mendasar dalam stuktur ekonomi. Dari sisi perminataan agregat,perubahan atau yang dimaksud dengan ‘pendalaman ‘struktur ekonomi terjadi terutama didorong oleh peningkatan pendapatan. Sedangkan dari sisi penawaran agregat,faktor-faktor pendorong utama adalah perubahan/kemajuan teknologi ,peningkatan kualitas.
Ada beberapa hal tentang pertumbuhan ekonomi,yaitu:
1)      Konsep dan cara perhitungannya
Pertumbuahan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteran.  Dari sisi permintaan(konsumsi),dari sisi penawaran,pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja(sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa disertai dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapatan tersebut (cateris paribus),yang selanjutnya akan menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan.
Ada dua arti dari PN,yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit,PN adalah PN. Sedangkan dalam arti luas,PN dapat merujuk ke PDB,atau merujuk ke produk nasional bruto (PNB),atau produk nasional netto (PNN). Sesuai metode yang standar,penghitungan PN diawali dengan penghitungan PDB. Hubungan antara PDB dan PN dapat dijelaskan melalui beberapa persamaan sederhana sebagai berikut:



PNB       =PDB+F                                                (3.1)
PNN       =PNB-D                                                (3.2)
PN          =PNN-Ttl                             (3.3)
Dimana :
                F      = pendapatan  netto atas factor luar negeri
                D     = penyusutan;dan
                Ttl   = pajak tak langsung netto (variable-variabel lainnya telah dijelaskan di dalam teks)
 Jika tiga persamaan diatas digabungkan,akan mendapatkan persamaan berikut:
                                PDB        = PN +Ttl+D-F
                                PN          = PDB+F-D-Ttl
                PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan,yaitu pendekatan produksi ,pendekatan pendapatan,dan pendekatan pengeluaran. Dua pendekatan pertama tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat ,sedangkan pendekatan pengeluaran adalah perhitungan PDB dari sisi permintaa agregat. Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai output (NO)dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha. Berdasarkan satu digit,Biro Pusat Statistika (BPS) membagi ekonomi nasional ke dalam 9 sektor,yaitu
1.       Pertanian
2.       Pertambangan dan Penggalian
3.       Industry Manufaktur
4.       Listrik ,Gas dan Air Bersih
5.       Bangunan
6.       Perdagangan ,Hotel dan Restoran
7.       Pengakutan dan Komunikasi
8.       Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan
9.       Jasa-jasa
Jadi PDB adalah jumlah NO dari kesembilan sector tersebut adalah
                                PDB        = ∑ NO
                                i               = 1,2,3…….9
                Sedangkan melalui pendekatan pendapatan ,PDB adalah jumlah pendapatn yang diterima oleh faktor-faktor produsi yang digunakan dalam proses produksi di masing-masing sektor, seperti tenaga kerja(gaji/upah),pemilik modal(bunga/hasil investasi),pemilik tanah(hasil jual/sewa tanah),dan pengusaha(keuntungan bisnis/perusahaan). Semua pendapatan ini dihitung sebelum dipotong oleh pajak penghasilan dan pajak-pajak langsung lainnya. Oleh sebab itu,dalam pendekatan pendapatan,PDB adalah jumlah dari nilai tambahan bruto (NTB) dari kesembilan sector tersebut adalah :
                                PDB        = NTB1 + NTB2 + … + NTB9
                Adapun menurut pendekatan pengeluaran,PDB adalah jumlah dari semua komponen dari permintaan akhir; yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak berorientasi profit/nirlaba (C),pembentukan modal tetap domestik bruto,termasuk perubahan stok (I),pengeluaran konsumsi pemerintah (G),ekspor (X),dan impor (M).
                                PDB        = C+I+G+X-M
2)       Sumber –Sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat atau peertumbuhan penawaran agregat. Dari sisi permintaan agregat ,peningkatannya di dalam ekonomi bisa terjadi karena PN,yang terdiri atas permintaan masyarakat (konsumen),perusahaan ,dan pemerintah meningkat. Sisi permintaan agregat di dalam suatu ekonomi bisa digambarkan dalam suatu model ekonomi makro sederhana sebagai berikut:
                Y              = C+I+G+X-M                                    (3.8)
                C             = cY+ Ca                                                              (3.9)
                I               = -ir+ Ia                                                                (3.10)
                G             = Ga                                                      (3.11)
                X             =Xa                                                        (3.12)
                M            =mY+                                              (3.13)
Dari sisi penawaran agregat,pertumbuhan output bisa disebabkan oleh peningkatan volume dari faktor-faktor produksi yang digunakan,seperti tenaga kerja ,modal (capital),tanah,dan energy. Jadi ,relasi antara output dengan faktor –faktor produksi dapat ditulis dalam suatu fungsi sederhana sebagai berikut :
                Q             = f (X1, X2, .. Xn)
                                       +   +    +          +
Dimana: Q mewakili volume output dan X1, X2, .. Xn adalah volume dari faktor-faktor produksi yang  digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Tanda –tanda positif di bawah setiap X,menandakan hubungan antara setiap faktor produksi tersebut dengan output adalah positif:jika jumlah  X1,meningkat,output juga meningkat.
               

               


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar