A.
PENDAHULUAN
Sistem Perekonomian adalah sistem
yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang
dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut.
Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya
adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam beberapa
sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor
tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem tersebut.
Indonesia memiliki ekonomi
berbasis-pasar di mana pemerintah memainkan peranan penting. Pemerintah
memiliki lebih dari 164 BUMN dan
menetapkan harga beberapa barang pokok, termasuk bahan bakar, beras, dan listrik. Setelah krisis finansial Asia yang dimulai pada pertengahan 1997, pemerintah
menjaga banyak porsi dari aset sektor
swasta melalui pengambilalihan pinjaman bank tak berjalan dan
asset perusahaan melalui proses penstrukturan hutang.
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat
dibedakan dari cara sistem tersebut mengatur produksi dan alokasi. Sebuah perekonomian
terencana (planned economies) memberikan hak kepada pemerintah untuk
mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian
pasar (market economic), pasar lah yang mengatur faktor-faktor
produksi dan alokasi barang dan jasa melalui penawaran dan permintaan.
Perekonomian Terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu system komunisme dan system sosialisme. Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, system komunisme adalah sistem
yang mengharuskan pemerintah memiliki dan menggunakan seluruh faktor produksi.
Namun, lanjutnya, kepemilikan pemerintah atas faktor-faktor produksi tersebut
hanyalah sementara; Ketika perekonomian masyarakat dianggap telah matang,
pemerintah harus memberikan hak atas faktor-faktor produksi itu kepada para
buruh. Uni Soviet dan banyak negara
Eropa Timur lainnya menggunakan sistem ekonomi ini
hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini, hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan
sistem ini. Negara-negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai melonggarkan peraturan dan
memperbolehkan perusahaan swasta mengontrol faktor produksinya sendiri.
System sosialisme
dibagi menjadi dua system yaitu:
Ø
System ekonomi social
Marxis/ komando
Yaitu dimana seluruh unit ekonomi ,baik sebagai
produsen,konsumen maupun pekerja tidal diperkenankan untuk mengambil keputusan
secara sendiri-sendiri yang menyimpang dari komando otoritas tertinggi,yaitu
partai.
Ø
System ekonomi
democrat
Yaitu
dimana tidak terggantung dari otoritas tertinggi. Produsen bebas memilih jenis
dan berapa banyak produksi yang akan dibuat,konsumen bebas memilih mana yang
dikehendaki dan pekerja bebas menentukan jenis perkerjaan apa yang diinginkannya.
Perekonomian Pasar
Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di
mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka
inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang
diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran-permintaan.
Didalam
perekonomian pasar ada dikenal dengan system ekonomi kapitalis. System ekonomi
kapitalis adalah suatu system ekonomi di mana kekayaan yang produktif terutama
dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual. Adapun
tujuan pemilikan secara pribadi ialah untuk memperoleh suatu keuntungan/laba
yang cukup besar dari hasil menggunakan kekayaan yang produktif.
Ada
enam asas yang dapat dilihat sebagai ciri dari system ekonomi kapitalis,yaitu:
ü
Hak milik pribadi
ü
Kebebasan berusaha
dan kebebasan memilih
ü
Motif kepentingan
diri sendiri
ü
Persaingan
ü
Harga ditentukan
dengan mekanisme pasar
ü
Peranan terbatas
pemerintah
Perekonomian pasar campuran
Perekonomian pasar campuran atau mixed market
economies adalah gabungan antara sistem perekonomian pasar dan terencana.
Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang benar-benar
melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana, bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal
sangat bebas, pemerintah Amerika Serikat tetap mengeluarkan beberapa peraturan
yang membatasi kegiatan ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang
tertentu untuk anak di bawah umur, pengontrolan iklan (advertising), dan
lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara perekonomian terencana. Saat ini,
banyak negara-negara Blok Timur yang telah
melakukan privatisasi—pengubahan status
perusahaaan pemerintah menjadi perusahaan swasta.
B.
Masalah yang Ekonomi Indonesia
Secara umum, kita semua sudah tahu apa-apa saja yang menjadi
masalah dan sumber masalah Ekonomi di Indonesia. seperti masalah pengangguran, kemiskinan, sulitnya
kesehatan, sulitnya pendidikan, keamanan dan sebagainya. atau penyebab dari
ulah para koruptor, ulah orang-orang yang ingin menang sendiri, dan lain
sebagainya.
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang mengalami resource
curse (Tidak adanya kemajuan di tengah melimpahnya sumber daya alam).
Indonesia tidak menangani sumber daya alamnya dengan efektif, negara ini justru
menghancurkan alam dengan over-eksploitasi, dan tidak menangani sumber daya
alam untuk kepentingan rakyat keseluruhan.Indonesia saat ini, tidak dapat menyelaraskan diri ke dunia yang lebih rumit. Karena penyelerasan berarti perlu adanya perubahan demi kepentingan orang banyak. Jika tidak, maka bersiaplah menjadi the big loser di abad ini.
Indonesia akan menjadi masalah baru bagi Asia. Lihatlah masalah pekerja di negara ini. Jumlah sarjana di Indonesia, menurut status Bank Dunia, lebih banyak dari pada jumlah pekerjaan yang diciptakan. Bagaimana Indonesia mau maju. Tapi ini adalah masalah yang menjadi tantangan bagi seluruh negara di dunia. Kita memiliki masalah global mengatasi pengangguran muda di perkotaan.
Indonesia memiliki masalah yang
serius, yang paling jelas adalah masalah infrastruktur. Dibandingkan dengan
Vietnam, Indonesia mulai tertinggal. Vietnam mulai melaju ke pasar ekonomi pada
akhir 1980 saat mereka ditinggalkan oleh Rusia. Saat itu, mereka ketinggalan 20
tahun dari Indonesia.
Tapi melihat perkembangan ekonomi sekarang, ekonomi per kapita Vietnam lebih kuat dari pada Indonesia dalam 10 tahun. Tujuan Indonesia terlalu berorientasi pada peningkatan PDB. Padahal ada masalah statistik yang serius dalam PDB. Contohnya, ketika Indonesia menjual miliaran dolar gas alam, memang akan menyumbang banyak untuk PDB. Namun, di saat yang sama, kekayaan alam Indonesia akan hilang selamanya. Nyatanya, PDB memang bertambah, tapi negara semakin miskin.
PDB tidak bisa meningkatkan kualitas hidup, ini masalah mendasar. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menunjukkan bahwa kualitas hidup dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan kekayaan negara.
Tapi melihat perkembangan ekonomi sekarang, ekonomi per kapita Vietnam lebih kuat dari pada Indonesia dalam 10 tahun. Tujuan Indonesia terlalu berorientasi pada peningkatan PDB. Padahal ada masalah statistik yang serius dalam PDB. Contohnya, ketika Indonesia menjual miliaran dolar gas alam, memang akan menyumbang banyak untuk PDB. Namun, di saat yang sama, kekayaan alam Indonesia akan hilang selamanya. Nyatanya, PDB memang bertambah, tapi negara semakin miskin.
PDB tidak bisa meningkatkan kualitas hidup, ini masalah mendasar. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menunjukkan bahwa kualitas hidup dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan kekayaan negara.
C.
Penyelesaian Masalah Ekonomi
Indonesia
Adapun upaya mencapainya harus dilakukan penyelesaian atas
masalah yang menghadang. Beberapa di antaranya berupa penyediaan infrastruktur
untuk memperlancar sistem logistik, penyediaan listrik, penyelesaian regulasi
ketenagakerjaan serta peningkatan kualitas tenaga kerjanya, dan penciptaan
iklim investasi yang kondusif.
Penyediaan infrastruktur dapat dilakukan melalui pembenahan
jaringan jalan, kereta api, laut, sungai, danau, udara, serta pembenahan
jaringan informasi dan komunikasi yang handal. Melalui pembenahan ini,
permasalahan logistik yang dapat mengganggu arus kelancaran barang dapat segera
diselesaikan.
Menurut Global Competitiveness Report 2009-2010, Indonesia
berada di peringkat ke-96 di antara 133 negara berkembang dalam daya saing
infrastruktur, jauh di bawah Thailand di peringkat ke- 41, Malaysia di
peringkat ke-27 dan China di peringkat ke-66.
Menurut data di Bappenas, anggaran yang direncanakan untuk
pembenahan infrastruktur adalah 5% -6% dari PDB dan saat ini infrastruktur
anggaran Indonesia sekitar 3,25% dari PDB. Rasio anggaran diperkirakan akan
meningkat menjadi 5% pada tahun 2014.
Penyediaan listrik untuk kalangan industri maupun UKM juga
mutlak diperlukan untuk mencapai hasil produksi yang efisien. Pihak PLN harus
melakukan upaya-upaya maksimal dalam mensuplai listrik bagi kebutuhan industri
dan UKM serta masyarakat secara umum. Upaya pemerintah dalam mengalokasikan
investasi langsung ke PT.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 7,5 triliun harus
disambut baik oleh semua pihak. Pinjaman tersebut merupakan pinjaman berbunga
murah yang harus digunakan PLN untuk membangun transmisi.
Tindakan-tindakan di atas juga perlu diimbangi dengan proses
pergeseran pengelolaan energi secara umum dari supply side management ke demand
side management. Hal ini dapat ditempuh melalui pengembangan pembangkit listrik
mulut tambang serta peningkatan pemanfaatan batu bara untuk pembangkit listrik.
Indonesia memiliki kapasitas pembangkit listrik diperkirakan
mencapai 21,4 gigawatt, dengan 87,0% berasal dari sumber termal (gas, minyak,
dan batubara); 10,5% dari tenaga air; dan 2,5% dari panas bumi. Sebelum krisis
keuangan Asia, Indonesia berencana untuk meningkatkan jumlah pembangkit
listrik, yang didasarkan terutama membuka kekuatan pasar Indonesia untuk
mencapai Independent Power Producer (IPP). Krisis ini menyebabkan kesulitan
keuangan di Pembangkit Listrik Negara (PLN). PLN memiliki utang lebih dari $ 5
milyar.
Di samping itu, masalah mutu ketenagakerjaan mutlak
diperlukan. Krisis ekonomi global yang berasal dari krisis keuangan di Amerika
Serikat secara signifikan mempengaruhi sektor lapangan kerja di Indonesia.
Sektor industri terkena dampak langsung dari krisis diantaranya bidang tekstil
dan otomotif.
Masalah ini bisa diselesaikan dengan peningkatan pengalaman
kerja, peningkatan disiplin kerja, pengikutan pelatihan-pelatihan, peningkatan
komunikasi kerja dan peningkatan pendidikan formal tenaga kerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan kualitas
tenaga kerja adalah melalui perbaikan kinerja, kebijakan dalam perencanaan SDM
serta lingkungan kerja, perubahan kebijakan pemerintah, kemajuan dan
perkembangan teknologi dan kondisi perekonomian yang berkembang.
Pemerintah juga perlu melakukan upaya-upaya serius dalam
menciptakan iklim investasi yang kondusif. Jumlah investasi belum cukup untuk
menciptakan lapangan kerja baru secara signifikan untuk membantu mengurangi
kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi saat ini lebih didorong oleh sektor konsumsi
dibandingkan dengan sektor investasi.
Sebuah survei yang dilakukan oleh ADB menunjukkan masih ada
rintangan yang menghambat masuknya investasi di negeri ini. Rintangan termasuk
ketidakpastian politik, ekonomi, korupsi, serta pajak yang tinggi.
Sebagian besar perusahaan menghadapi berbagai kendala usaha
dan berorientasi ekspor. Di sisi lain mereka diharapkan untuk melayani sebagai
motor penggerak perekonomian. Banyak perusahaan besar yang menghadapi masalah
pajak, tenaga kerja serta masalah hukum. Pungutan liar pun diperkirakan
mencapai 4,7% dari nilai penjualan.
Desentralisasi Kebijakan ternyata menyebabkan kerugian di
sektor investasi sebagai akibat memburuknya sektor investasi. Pemerintah pusat
telah meminta pemerintah daerah untuk mencabut peraturan yang bertentangan
dengan peraturan pemerintah pusat.
Bangsa
yang besar ini tentu saja memiliki potensi yang berlimpah untuk dikembangkan
dan ditingkatkan. Hanya perlu sedikit lagi usaha dari semua pihak agar bangsa
ini dapat menjadi lebih baik.
Di atas segalanya adalah melindungi sumber daya alam. Sumber
hutan dan perikanan Indonesia telah rusak, ini sangat tragis. Salah satu yang
terparah adalah perkebunan kelapa sawit. Jika idenya adalah menggunduli hutan
demi minyak sawit, maka ini adalah tragedi. Bukan hanya tragedi bagi Indonesia,
tapi tragedi kemanusiaan.
Indonesia tidak melindungi sumber kekayaan laut mereka. Habitat ikan dan karang dirusak oleh penangkapan ikan dalam jumlah banyak. Tidak masuk akal pemerintah Indonesia menghabiskan jutaan dolar untuk membeli senjata, lebih baik beli perahu boat untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal dan pembalakan liar di Indonesia.
Indonesia tidak melindungi sumber kekayaan laut mereka. Habitat ikan dan karang dirusak oleh penangkapan ikan dalam jumlah banyak. Tidak masuk akal pemerintah Indonesia menghabiskan jutaan dolar untuk membeli senjata, lebih baik beli perahu boat untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal dan pembalakan liar di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar