Jumat, 12 April 2013

GLOBALISASI EKONOMI


                Globalisasi ekonomi dimaksudkan sebagai proses terintegrasinya perekonomian negara-negara kea rah masyarakat ekonomi dunia yang saling terkait,saling tergantung, dan saling pengaruh-mempengaruhi. Globalisasi ekonomi diperlihatkan oleh saling tergantung dan bahkan saling terintegrasinya produksi. Misalnya ,produk sebuah computer yang dirakit oleh Taiwan,tetapi komponenenya ada diimpor dari Jepang ,Hongkong,dan sebagainya. Sekalipun merknya  made in Taiwan ,tetapi hakikatnya merupakan produk dari beberapa negara atau produk global. Selain bidang produksi, bidang-bidang lain seperti investasi ,kredit,perdagangan,dan pemasaran antar negara semakin sulit dipisahkan dan semuanya akan menjadi suatu kesatuan.
                Indonesia menyepakati program reformasi 50 pasal yang disodorkan IMF yang kemudian diubah lagi dengan memorandum tambahan yang berkenan dengan :
1.       Utang swasta dengan menggunakan pola Meksiko
2.       Soal subsidi
3.       Reformasi prbankan
4.       Parameter makro ekonomi,seperti kebijakan suku bunga,perkiraan tingkat inflasi,pertumbuhan ekonomi,APBN termasuk pinjaman luar negeri dan penjualan sebagian saham BUMN
5.       Penyempurnaan UU yang terkait dengan UU kepailitan,UU bank sentral ,dan sebagainya.
Arus globalisasi yang multi dimensional yang meliputi hampir seluruh aspek hidup manusia yang dipemukaan sangat terlihat nyata di bidang ekonomi. Hal itu disebabkan kemajuan teknologi informasi,komunikasi,dan transportasi. Pengguanaan bahasa inggris sebagai bahasa internasional,penggunaaan mata uang dolar sebagai mata uang internasional,pesatnya pertumbuhan sektor keparawisataan merupakan penyebab lain semakin derasnya arus globalisasi dunia. Demikian jugalah ,kerangka sisitem moneter dan perdagangan dunian yang relatif mapan dan munculnya kekuatan ekonomi yang berimbang antara Amerika,Eropa Barat,dan Jepang disebut sebagai kekuataan lain yang mendorong semakin cepatnya proses globalisasi ekonomi dunia.
Banyak indikator yang dapat menunjukan saling ketergantungan secara internasional yang semakin meningkat, diantaranya ialah:
1)      Globalisasi yang diperlihatkan oleh semakin besarnya peran perdagangan ekonomi dunia bagi sebagian besar negara,tidak terkecuali Amerika yang dikenal lebih independen di bidang ekonomi. Demikian juga di bidang finansial yang saling tergantung baik antara negara maju dengan negara maju,baik secara bilateral,maupun secara multilateral,melalui lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan internasional seperti,IMF,Bank Dunia,melalui konsorsium seperti IGGI(sekarang menjadi CGI),dan sebagainya.
2)      Apabila dilihat dari peranan pinjaman luar negeri serta gerakan modal internasional,pada umumnya jelas semakin bertambah.
3)      Ketergantungan yang semakin besar juga dapat dilihat dari ketergantungan teknologi negara-negara   sedang berkembang kepada kemajuan teknologi. Selain ketergantungan yang semakin besar di bidang perdagangan seperti ekspor dan impor,permodalan dan teknologi,ketergantungan aturan makin jelas menyudutkan negara berkembang.
4)      Pengaruh budaya negara-negara maju terhadap negara berkembang sangat besar.
Secara umum,Philip Kotler mecoba melihat kelebihan dan kelemahan suatu negara atau kelompok negara  yang mempengaruhi kemampuan berkembang,terutama di era global sekarang ini. Kemampuan setiap negara dalam menangkap kesempatan dan menangkal ancaman tergantung pada kemampuan yang dimilikinya. Adapun faktor-faktor penentu kemampuannya terletak pada:
a)      Faktor-faktor sosial ,meliputi :budaya ,sikap ,nilai-nilai ,dan keterpaduan masyarakat; faktor ekonomi seperti: sumberdaya dan organisasi industri ; faktor politik dan kepemimpinan.
b)      Kualitas unsure-unsur tersebut (social,ekonomi,dan politik) bisa karena diwariskan ,seperti sumber daya alam tertentu atau karena diciptakan,misalnya organisasi industry.
c)       Dapat juga bersifat statik (budaya masyarakat,sikap hidup,dan nilai-nilai).
d)      Sebagian unsur-unsur tersebut ada yang lebih bersifat struktural (faktor kekayaan alam),bisa bersifat perilaku (kepemimpinan pemerintah),atau sebagian merupakan kombinasi dari keduanya (organisasi suatu industri suatu negara) . Oleh karena itu, para pengambil keputusan dalam suatu negara perlu memperhatikan kemampuan-kemampuan negaranya,tidak sekedar dalam wujud lingkup dan intensitasnya saja,tetapi juga subsitusi atau penggantinya,serta peningkatan produktivitas dalam pemanfaatannya  sepajang masa.
Daya saing suatu negara,juga sangat dipengaruhi oleh kohesivitas masyarakat. Dalam arti,kemampuan memadukan kebersamaan melalui proses demokratisasi kekusaan atau politik,demokratisasi ekonomi,maupun pemerataan pendapatan.  Jumlah suku bangsa yang banyak,nilai budaya yang beragam,keyakinan agama yang bebeda-beda,kesenjangan sosial ekonomi yang semakin lebar yang dipacu oleh kekecewaan terberangsurnya hak-hak politik rakyat,dan situasi ekonomi yang sulit serta pengangguran yang meluas mudah memicu kerusuhan dimana-mana. Oleh karena itu,kohesivitas masyarakat harus dapat dibangun kembali melalui proses kesadaran kebersamaan dan komitmen kebangsaan.
Factor lain yang tidak kalah pentingnya yang menentukan daya pengembangan suatu negara ialah kepemimpinan pemerintah. Ada empat hal yang dapat menyebabkan pemerintah bisa menjadi penghalang potensi kreativitas yang menunjang kemakmuran negara,yaitu korupsi,pengeluaran anggaran militer yang berlebihan,alokasi sumber daya ekonomi yang keliru,dan ketidakstabilan politik. Adapun di negara kita dari empat hal tersebut yang wajar,sedangkan yang lainnya yaitu korupsi,alokasi sumber-sumber yang belum pas,dan ketidakstabilan politik masih merupakan hambatan yang sulit diselesaikan secara singkat dan tuntas.
Gambaran singkat di atas menunjukan bahwa ternyata kunci-kunci kebehasilan ekonomi di era global yang dimiliki masih sangat terbatas. Bahkan,dengan kondisi perekonomian Indonesia yang sedang krisis sekarang ini saja untuk bisa pulih masih sangat sulit. Apalagi usaha mempersiapkan diri bertarung di era global,jelas masih sangat lemah,sebab masih harus membangun kembali dasar-dasar kebijakan ekonominya dengan nilai-nilai baru yang lebih demokratis,baik di bidang politik maupun di bidang ekonomi.    

Sumber :  Buku Pembanguna Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Global, penerbit Muhammad University Press 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar